Senin, 14 November 2011

BAB IX - SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN



SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan menjadi 2, yaitu pembelian lokal dan import. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri sedangkan impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.
Beberapa fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian, antara lain fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi. Masing-masing fungsi mempunyai tanggung jawab yang berbeda. Fungsi gudang bertanggungjawab mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang diterima oleh fungsi penerimaan, fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memeroleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok dan mengeluarkan order, Fungsi penerimaan bertanggungjawab melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok, sedangkan dalam fungsi akuntansi ,terdapat 2 fungsi yaitu fungsi pencatat uang dan fungsi pencatat persediaan yang masing-masing memiliki tanggung ajwab yang berbeda, fungsi pencatat uang bertanggung jawab mencatat transaksi pembelian ke register bukti kas keluar dan untuk fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan.

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup beberapa prosedur, yakni :
a. Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian. Dasar dari permintaannya adalah saldo persediaan suatu barang, bila saldo mendekati jumlah minimum, maka bagian gudang segera membuat permintaan pembelian.
b. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok, kemudian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Order pembelian dibuat rangkap empat (4), lembar pertama untuk pemasok, lembar kedua untuk gudang, lembar ketiga untuk voucher, lembar keempat untuk arsip.
c. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok, menyerahkan barang yang diteima kepada fungsi gudang untuk disimpan, dan melaporakan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
d. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
JARINGAN PROSEDUR YANG MEMBENTUK SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
Jaringan Prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah :
  • Prosedur permintaan pembelian: Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian
  • Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok: Fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penaaran harga kepaa para pemasok untuk memeroleh informasi menganai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain.
  • Prosedur order pembelian: Fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan perusahaan.
  • Prosedur penerimaan barang: Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima lalu membuat laporan penerimaan barang.
  • Prosedur pencatatan utang: Fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan faktur dari pemasok dan mengarsip dokumen dan mencatatnya sebagai utang.
  • Prosedur distribusi pembelian: Meliputi distibusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
INFORMASI YANG DIPERLUKAN OLEH MANAJEMEN
Informasi yang diperlukan oleh manajemen adalah :
  • Jenis pesediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali
  • Order pembelian yang dikirim kepada pemasok
  • Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok
  • Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu
  • Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu
  • Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian
  • Daftar harga barang dagangan, atau daftar bahan baku yang relatif penting
  • Kontrak pembelian dan realisasinya
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
Dokumen yang digunakan adalah :
  • Surat permintaan pembelian
  • Surat permintaan penawaran harga
  • Surat order pembelian
  • Laporan penerimaan barang
  • Surat perubahan order
  • Bukti kas keluar
CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN
Catatan akuntansi yang digunakan adalah :
  • Register buku kas keluar
  • Jurnal pembelian (Register Pembelian)
  • Kartu utang
  • Kartu persediaan
UNSUR PENGENDALIAN INTERN
            Unsur pengendalain intern dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalain intern akuntansi, yaitu menjaga kekayaan (persediaan) dan kewajiban perusahaan (utang dagang atau bukti kas keluar yang akan dibayar), menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi (utang dan persediaan). Unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.
1. Organisasi
  • Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.
  • Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.
  • Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang.
  • Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu bagian dari fungsi tersebut.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
  • Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disiman dalam gudang, oleh atau fungsi pemakai barangm untuk barang yang langsung pakai.
  • Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi
  • Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang
  • Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi
  • Penctatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok
  • Pencatatan ke dalam kartu utang dengan register bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi
3. Praktik yang sehat
  • Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabka oleh fungsi gudang
  • Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian
  • Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan
  • Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok
  • Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian
  • Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan mengisnpeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian
  • Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian perkalian dlam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar
  • Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening control utang dalam buku besar
  • Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai
  • Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “lunas” oelh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.
BUKTI TRANSAKSI YANG DIGUNAKAN
Bukti Transaksi yang digunakan meliputi :
  • Permintaan Pembelian. Bukti ini datang dari bagian yang membutuhkan barang, atau dari gudang, tergantung sitem yang berlaku
  • Permintaan Daftar Harga. Bagian pembelian biasanya secara periodik meminta daftar harga barang kepada pemasok atau daftar pemasok
  • Pesanan/Oder pembelian.Bila pemasok tersebut sudah dapat dipilih, maka bagian pembelian akan menertbitkan pesanan/ oder pembelian.
  • Laporan penerimaan barang. Bila barang sudah datang, bagian penerimaan barang akan menerima barang, mengecek kuanitas dan kualitas barang, kemudian menerbitkan laporan penerimaan barang.
  • Faktur dari pemasok. Bila barang yang dipesan sudah datang, biasanya pemasok segera mengirimkan faktur.
  • Voucher Utang. Bila seluruh dokumen diatas sudah lengkap dan benar, kemudian diterbitkan voucher utang. Dokumen ini merupakan surat perintah untuk membayar sejumlah tertentu, kepada pihak tertentu dan waktu tertentu.
SISTEM AKUNTANSI UTANG
SISTEM RETUR PEMBELIAN
Barang yang sudah diterima dari pemasok adakalanya tidak sesuai dengan barang yang dipesan menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian tersebut terjadi kemungkinan karena barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman, atau barang diterima melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.
Ada beberapa fungi yang terkait dalam sistem retur pembelian, masing-masing fungsi mempunyai tanggungjawab masing-masing, antara lain :
  • Fungsi Gudang: Bertanggungjawab menyerahkan barang kepaa fungsi pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi pembelian
  • Fungsi Pembelian: Bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur pembelian
  • Fungsi Pengiriman: Bertanggungjawab mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian
  • Fungsi Akuntansi: Bertanggungjawab mencatat transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum, berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam kartu persediaan, berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsipbukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu utang.
Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah memo debet dan laporan pengiriman barang. Memo debit merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembeliam yang memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk mendebit rekening utang karena transaksi retur pembelin. Laporan penerimaan barang dibuat oleh fungsi oengiriman untuk melaporkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai dengan perinth retur pembelian dalam memo debit adalam fungsi pembelian.
CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM RETUR PEMBELIAN
· Jurnal retur pembelian atau jurnal umum
Digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang mengurangi jumlah persediaan dan utang dagang
· Kartu persediaan
Digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada pemasoknya
· Kartu utang
Digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur akibat pengembalian barang kepadanya
JARINGAN PROSEDUR YANG MEMBENTUK SISTEM RETUR PEMBELIAN
· Prosedur perintah retur pembelian
Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi pembelian kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan kepada pemasok yang bersangkutan.
· Prosedur pengiriman barang ke pemasok
Fungsi penermaan mengirimkan barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian yang tercantum dalam memo debit dan membuat laporan pengiriman barang untuk transaksi retur pembelian tersebut.
· Prosedur pencatatan utang
Fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan retur pembelain dan menyelengarakan pencatatan berkurangnya utang dalam kartu utang atau mengarsipkan dokumen memo debit sebagai pengurang utang
UNSUR PENGENDALIAN INTERN
1. Organisasi
· Fungsi pembelian harus terpisah dai fungsi akutansi
· Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi pengiriman, fungsi pencatat utang dan fungsi akuntansi yang lain
2. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan
· Memo debit untuk retur pembelian diotorisasi oelh fungsi pembelian
· Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi penerimaan
· Pencatatn berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan pada memo debit yang didukung dengan laporan pengiriman barang
· Pencatatan ke dalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi
3. Praktik yang sehat
· Memo debit untuk retur pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian
· Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertnggung jawabkan oleh fungsi pengiriman
· Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu uang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening control utang dalam buku besar
PROSEDUR PENCATATAN UTANG
Ada dua metode pencatatan utang yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut :
1. Account Payable Procedure
Catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatn mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran dan saldo utang.
Dokumen yang digunakan adalah :
· Faktur dari pemasok
· Kuitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat pemberitahuan yang dikirim ke pemasok, yang berisi ketersngan untuk apa pembayaran tersebut dilakukan
Catatan yang digunakan adalah :
a. Kartu utang, yang digunakan untuk mencatat mutasi dan slado utang kepaada tiap-tiap kreditur
b. urnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
c. Jurnal pengeluaran kas, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain.

Prosedur pencatatan utang sebagai berikut :
                        Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar :
a. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian
b. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di-posting ke dalam kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur
Pada saat jumah dalam faktur dibayar :
a. Cek dicatat dalam jumlah pengeluaran kas
b. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran utang di posting ke dalam kartu utang
2. Voucher Payable Procedure
Dalam prosedur ini tidak diselenggarakan kartu utang namun digunakan arsip voucher yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya.
Dokumen yang digunakan :
· Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek, bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam voucher payable procedure. Formulir ini mempunyai 3 fungsi yaitu sebagaisurat perintas kepada bagian kas untuk melakukan pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya,sebagai pemberitahuan kepada kreditor mengenai tujuan pembayarannya dan sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan distribusi lain.

Catatan akuntansi yang digunakan adalah register bukti kas keluar dan register cek.
Prosedur pencatatan utang dapat dibagi sebagai berikut :
a. One-Time Voucher Procedure
Dalam prosedur ini, untuk setiap faktur dari pemasok dibuatkan satu set voucher
b. Buil Up Voucher Procedure
Dalam procedure ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menampung lebih dari satu faktur dari pemasok
DISTRIBUSI PEMBELIAN
Ditribusi pembelian ini menyangkut peringkasan pendebitan yang timbul dari transaksi pembelian dan pembayarannya untuk menyusun laporan dan pencatatan dalam jurnal. Hampir semua debit dari transaksi pembelian bersumber dari register bukti kas keluar atau jurnal pembelian, atau dari distribusi faktur yang diterima dari pemasok.
METODE DISTRIBUSI PEMBELIAN
Ada 5 metode, yaitu :
1. Metode Jurnal Berkolom atau metode spread sheet
2. Metode rekening berkolom
3. Metode rekening tunggal
4. Metode tiket tunggal
5. Metode distribusi dengan computer

SUMBER :
Mulyadi.2004. Sistem Akuntansi.Bab Sistem Akuntansi Pembelian dan Sistem Akuntansi Hutang. Halaman 299-372
http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/164-sistem-kuntansipembelian

BAB VIII – SISTEM AKUNTANSI BIAYA



SISTEM AKUNTANSI BIAYA

Sistem akuntansi biaya di dalam perusahaan manufaktur diuraikan menjadi :
1.Sistem pengawasan produksi.
Sistem ini terdiri dari jaringan prosedur-prosedur yang ditujukan untuk mengawasi
pelaksanaan order produksi perusahaan dan menjamin terjadinya koordinasi antara
kegiatan penjualan, penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik dan penyediaan tenaga
kerja.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi:
a. Prosedur order produksi.
b. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang.
c. Prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung.
d. Prosedur produk selesai.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pengawasan produksi:
a. Surat order produksi.
b. Daftar kebutuhan bahan.
c. Daftar kegiatan produksi.
d. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
2.Sistem akuntansi biaya.
Sistem akuntansi biaya adalah jaringan prosedur yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menyajikan biaya produksi. Sistem akuntansi biaya merupakan
jaringan prosedur untuk mengumpulkan dan menyajikan biaya produksi, biaya
pemasaran, dan biaya administrasi dan umum.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perancangan sistem akuntansi
biaya, yaitu:
- Metode costing yang digunakan: full costing atau variable costing.
- Sistem akuntansi biaya: sistem biaya standar atau sistem biaya historis.
- Proses produksi: berdasarkan pesanan atau berdasarkan proses.
Sistem akuntansi biaya berfungsi menyediakan informasi bagi manajemen
perusahaan. Berikut informasi yang diperlukan manajemen ialah:
- Order produksi yang belum selesai.
- Order produksi yang telah selesai.
- Harga pokok produk jadi.
- Harga pokok produk yang masih dalam proses pada saat tertentu.
- Biaya menurut pusat biaya.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi biaya:
1. Fungsi penjualan
Jika perusahaan melakukan produksi berdasarkan order, maka fungsi penjualan
bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan meneruskan order
ke fungsi produksi. Jika berproduksi secara massa, order produksi ditentukan
dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi produksi, fungsi
penjualan melayani order dari langganan berdasarkan persediaan barang jadi yang
ada di gudang.
2. Fungsi produksi.
Fungsi produksi bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi (surat order
produksi) bagi fungsi-fungsi yang terkait dalam pelaksanaan proses produksi
untuk memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat order produksi.
3. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
Fungsi staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawasi
kegiatan produksi.
4. Fungsi gudang.
Fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan
penolong, dan barang lain yang digudangkan. Juga bertanggung jawab menerima
produk jadi dari fungsi produksi.
5. Fungsi akuntansi biaya.
Fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai
sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan, mencatat mutasi setiap
jenis persediaan dan biaya non produksi pada jurnal.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi
biaya dalam perusahaan manufaktur adalah:
a. Prosedur order produksi.
Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi produk
jadi dengan dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh fungsi produksi
berdasarkan order dari pelanggan yang diterima fungsi penjualan. Prosedur order
produksi dapat dibagi menjadi prosedur order produksi khusus yang berdasarkan
pesanan dan prosedur order produksi berulangkali yang berproduksi massa untuk
memenuhi persediaan.
b. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari
fungsi gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi
persediaan maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan baku. Biasanya
permintaan bahan baku didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat
fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
c. Prosedur pengembalian barang gudang.
Prosedur pengembalian barang dari fungsi produksi ke fungsi gudang. Misalnya
jika bahan baku tidak seluruhnya habis digunakan dalam proses produksi, sisa
bahan baku dikembalikan ke gudang. Prosedur ini menghasilkan Dokumen Bukti
Pengembalian Barang Gudang yang digunakan untuk mengurangi biaya bahan
baku yang dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan dan
menambah persediaan bahan baku yang dicatat dalam kartu persediaan.
d. Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung.
Dalam Dokumen Surat Order Produksi terlampir daftar kebutuhan bahan baku dan
daftar kegiatan produksi. Daftar tersebut berisi urutan proses pengolahan, mesin
yang digunakan, dan taksiran waktu kerja karyawan dan mesin. Pelaksanaan
kegiatan produksi tersebut perlu dilakukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja
langsung sesuai dengan konsumsi untuk mengerjakan order produksi tertentu.
e. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead produk.
Prosedur penyerahan produk selesai/jadi dari fungsi produksi ke fungsi gudang
dan pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada pesanan tertentu
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan total harga pokok produk selesai
yang ditransfer dari fungsi produksi ke fungsi gudang.
f. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan
umum, dan biaya pemasaran.
Prosedur ini digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya,
biaya administrasi dan umum, serta biaya pemasaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pengawasan produksi dan sistem
akuntansi biaya ialah:
y
Surat order produksi.
Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan fungsi produksi
pada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk untuk
memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas
produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum pada surat order
penjualan. Dalam surat order produksi terlampir pula daftar kebutuhan
bahan dan daftar kegiatan produksi.
y
Daftar kebutuhan bahan.
Dokumen yang berisi daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang
diperlukan untuk memproduksi produk sesuai surat order produksi.
y
Daftar kegiatan produksi.
Dokumen ini berisi daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk sesuai surat order produksi.
y
Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Dokumen ini merupakan formulir untuk meminta bahan baku dan bahan
penolong untuk memproduksi produk yang digunakan oleh fungsi
produksi, sekaligus sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang.
y
Bukti pengembalian barang gudang.
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi
untuk mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang
dikarenakan sisa bahan tang tidak terpakai dalam proses produksi.
y
Kartu jam kerja.
Dokumen ini berupa kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung
yang dikonsumsi untuk memproduksi produk sesuai surat order produksi.
y
Laporan produk selesai.
Laporan ini dibuat untuk memberitahukan selesainya produksi pesanan
tertentu.Laporan ini dibuat fungsi produksi kepada fungsi perencanaan
dan pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan, fungsi
akuntansi persediaan dan fungsi akuntansi biaya.
y
Bukti memorial (jurnal voucher).
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiva tetap
berwujud, amortisasi sewa dan aktiva tak berwujud, dan pembebanan
biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka.
y
Bukti kas keluar.
Dokumen ini digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar lewat
kas.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya adalah:
o
Jurnal pemakaian bahan baku - Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi.
o
Jurnal umum - Jurnal untuk mencatat transaksi pembayaran gaji dan upah,
depresiasi aktiva tetap, amortisasi aktiva tak berwujud dan terpakai
nya
persekot biaya.
o
Register bukti kas keluar ± digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik,
biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran yang berupa pengeluaran kas.
o
Kartu harga pokok produk ± buku pembantu yang merinci biaya produksi
yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
o
Kartu biaya ± buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik, biaya
administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.
Pengendalian intern dilakukan agar tidak terjadi fraud di dalam fungsi-fungsi
perusahaan dan untuk menjaga aset perusahaan.Karena itu unsur pengendalian intern
dalam sistem akuntansi biaya dirancang dengan merinci tiga unsur pokok sistem
pengendalian intern, yaitu:
A. Organisasi.
1. Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi produksi.
2. Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi yang mengganggarkan
biaya.
3. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.
4. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.
B. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
5. Surat order produksi diotorisasi kepala fungsi produksi.
6. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh
kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
7. Bukti kas keluar diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi keuangan
8. Daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan dan
pengawasan produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
9. Daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan
pengawasan produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
10.Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang
bersangkutan.
C. Praktik yang sehat.
11. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang
gudang, bukti kas keluar, bukti memorial, bernomor urut tercetak dan
penggunaannya dipertanggungjawabkan.
12. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening
kontrol biaya dalam buku besar.
13. Secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di
gudang untuk dicocokan dengan kartu persediaan.

SUMBER :
http://www.scribd.com/doc/43495706/SISTEM-AKUNTANSI-BIAYA